Senin, Februari 14, 2011

PERSTO (PAPER VESTO) HASIL OLAHAN LIMBAH KERTAS PENGGANTI PLASTIK KEMASAN PRODUK DETERJEN BUBUK


PROPOSAL








PERSTO (PAPER VESTO)
HASIL OLAHAN LIMBAH KERTAS PENGGANTI PLASTIK KEMASAN PRODUK DETERJEN BUBUK UNTUK MEMBUDAYAKAN KONSUMEN RAMAH LINGKUNGAN


Oleh :
Ketua
:
Aezzi Dimitra
060610245
Anggota
:
Raiesa Rachman
080810277


Nimas Wening Nastiti
080810252


UNIT KEGIATAN MAHASISWA PENALARAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2011




BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
            Sampah merupakan masalah yang klasik di Indonesia, terlalu banyaknya sampah yang dihasilkan dan kurang bijaknya pengelolaan sampah dapat menimbulkan musibah bagi manusia dan lingkungan. Hal ini menyebabkan Indonesia menduduki peringkat ketiga di dunia sebagai penyumbang emisi terbesar, setelah AS dan RRC. Proses degradasi sampah tersebut dapat menghasilkan gas metana (CH4) dan karbondioksida (CO2), dimana keduanya merupakan gas rumah kaca penyebab pemanasan global dan perubahan iklim. Dengan memanfaatkan atau me’reuse’ sampah tersebut, berarti berperan dalam penanganan pemanasan global.
            Sampah merupakan salah satu penyebab tidak seimbangnya lingkungan hidup, yang umumnya terdiri dari komposisi sisa makanan, daun, plastik, kain bekas, karet dan lain lain. Bila dibuang dengan cara ditumpuk saja maka akan menimbulkan bau dan gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia, namun bila dibakar akan menimbulkan pengotoran udara (Anonimusd, 2008). Tumpukan sampah yang dibiarkan begitu saja akan mendatangkan tikus got dan serangga (lalat, kecoa, lipas, kutu, dan lain-lain) yang membawa kuman penyakit (Aninomuse).
            Kehidupan manusia modern tidak lepas dari penggunaan kertas. Masyarakat Indonesia mengkonsumsi kertas sebanyak 5,6 juta ton pada tahun 2005, yang dipergunakan untuk berbagai keperluan antara lain untuk administrasi perkantoran, percetakan atau off set, buku, majalah, dan Koran. Guna memproduksi kertas sebanyak itu dibutuhkan 22,4 juta meter kubik kayu yang diambil dari hutan alam. Angka penggunaan kertas akan semakin meningkat setiap tahunnya, sangat disayangkan bila limbah kertas hanya dibuang begitu saja, sedangkan untuk menguraikan sampah kertas dibutuhkan waktu 2-5 bulan. Salah satu cara untuk menangani sampah kertas yaitu dengan penggunaan kembali dan penambahan nilai sehingga dapat dimanfaatkan dalam bentuk lain.
Selain limbah kertas, juga terdapat limbah plastik. Setiap orang di Indonesia hampir setiap hari menggunakan deterjen bubuk untuk mencuci. Kemasan produk deterjen bubuk yang beredar dipasaran Indonesia umumnya berbahan dasar plastik. Sehingga semakin banyak masyarakat mengkonsumsi produk deterjen tersebut, maka semakin banyak pula sampah plastik yang dihasilkan dari kemasannya. Padahal untuk menguraikan sampah plastik dibutuhkan waktu 10-12 tahun, selain itu plastik yang tertimbun di tanah dapat bertahan hingga 200-1000 tahun.
            Penggunaan plastik sebagai bahan baku kemasan produk deterjen bubuk dapat dikurangi dengan mengganti kemasan produk deterjen bubuk tersebut berbahan baku limbah kertas. Kertas yang dipergunakan untuk kemasan tersebut merupakan hasil olahan dari limbah kertas percetakan yang menggunakan bahan baku kertas. Dengan begitu, menggunakan kertas hasil olahan sebagai pengganti plastik kemasan produk deterjen bubuk berarti mengurangi limbah plastik sekaligus mengurangi limbah kertas. Modifikasi desain yang dicantumkan pada kemasan juga mengacu pada kampanye lingkungan, sekaligus berfungsi untuk membudayakan konsumen ramah lingkungan.

1.2. Perumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang yang diangkat, rumusan masalah yang dapat ditarik adalah sebagai berikut :
1.    Apakah limbah kertas dapat menggantikan plastik kemasan deterjen bubuk?
2.    Bagaimana cara pengolahan limbah kertas menjadi kemasan deterjen bubuk?
3.    Apakah limbah kertas yang diolah menjadi kemasan deterjen bubuk dapat mengurangi limbah plastik dan membudayakan konsumen ramah lingkungan?
4.    Apakah usaha ini dapat menyerap tenaga kerja?


1.3. Tujuan Program
Dari rumusan masalah diatas, tujuan program adalah :
1.    Memanfaatkan limbah kertas menjadi pengganti bahan baku kemasan produk deterjen bubuk sehingga dapat menjadi komoditi yang valuable.
2.    Mengetahui cara pengolahan limbah kertas sehingga menjadi kemasan deterjen bubuk.
3.    Membudayakan konsumen ramah lingkungan melalui kampanye lingkungan pada kemasan deterjan yang berbahan olahan limbah kertas.
4.    Membuka usaha baru yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.

1.4. Luaran yang diharapkan
1.    Dapat mengembangkan produk olahan limbah kertas menjadi kemasan deterjen bubuk.
2.    Memanfaatkan bahan dasar yang tidak terpakai menjadi bahan dasar yang dapat berdaya guna tinggi dan menyelamatkan lingkungan.
3.    Dapat mengembangkan peluang bisnis produk olahan limbah kertas.
4.    Mengurangi sampah anorganik yang setiap harinya semakin melimpah dan berbahaya bagi lingkungan.
5.    Diharapkan dapat menjadi usaha yang berkembang pesat dan menjadi mitra bisnis bagi industri deterjen bubuk yang dapat menyerap banyak tenaga kerja dan mengurangi jumlah pengangguran.

1.5. Kegunaan Program
a. Untuk Mahasiswa
1. Sebagai media pembelajaran ramah lingkungan.
2. Melatih mahasiswa agar dapat menciptakan lapangan kerja baru.
3. Mengembangkan jiwa wirausaha, kreativitas, dan kemandirian.
4. Menambah pengalaman dan pengetahuan.
b. Untuk Masyarakat
1. Menciptakan lapangan kerja baru dengan memproduksi kemasan.
2. Membudayakan konsumen atau masyarakat ramah lingkungan.
4. Menambah pengetahuan masyarakat tentang lingkungan hijau.
5. Mengurangi sampah anorganik.
c. Untuk Lingkungan
1. Mengurangi penggunaan plastik sebagai kemasan produk deterjen
2. Mengurangi limbah kertas dari kegiatan administrasi, pendidikan, industry off set, dan lain-lain yang sebagian besar produksinya menggunakan bahan dasar kertas.
3. Mengurangi polutan berupa formaldehida dari limbah kertas.
4. Mengurangi polutan berupa benzene dari limbah plastik.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1   Tinjauan Umum Kertas
2.1.1   Kertas
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. (Anonimusa)
Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.
Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah naskah nusantara beberapa abad lampau.
2.1.2        Limbah Kertas
Limbah kertas adalah kertas yang tidak terpakai kemudian dibuang. Limbah kertas bisa diolah menjadi bahan baku kertas bermutu setelah melewati proses manufaktur yang melibatkan modal besar (Anonimusc, 2010). Limbah merupakan sampah anorganik yang tidak mudah busuk sehingga sulit diuraikan (Anonimuse).
Proses pembuatan kertas melibatkan penggunaan Akrilamida (atau amida akrilat) adalah senyawa organik sederhana dengan rumus kimia C3H5NO dan berpotensi berbahaya bagi kesehatan (menyebabkan kanker atau karsinogenik) (Anonimusb). Akrilamida dapat membentuk rantai polimer panjang yang dikenal sebagai poliakrilamida, yang juga karsinogenik.

2.1.3        Pemanfaatan Limbah Kertas
Seringkali kertas-kertas dibuang secara sia-sia padahal jika diolah dengan kreatif dapat menciptakan sesuatu yang baru dan menguntungkan. Namun jika kertas-kertas ini di biarkan menumpuk, dampak yang ditimbulkan banyak, seperti pembakaran kertas berarti memindahkan material berbahaya ke udara yang dapat menimbulkan efek rumah kaca, menipisnya lapisan ozon, dan bau tidak sedap. Limbah kertas ini akan memiliki nilai ekonomis yang tinggi jika diolah kembali menjadi kerajinan tangan, misalnya kotak perhiasan, kipas, tempat tissue, mainan anak-anak, maupun menjadi kertas olahan daur ulang. Pembuatan kertas daur ulang dapat menggunakan dua jenis bahan, yaitu limbah kertas bekas dan tanaman hasil pertanian atau tanaman-tanaman non produktif.
 Hal ini merupakan salah satu contoh bahan dari limbah koran yang dapat di olah atau didaur ulang menjadi kertas dengan hasil yang berbeda. Di dalam proses pembuatan kertas daur ulang dari limbah koran maupun limbah kertas lainnya, pertama-tama yang harus dilakukan adalah kertas limbah tadi di potong kecil-kecil kemudian direndam di dalam air kurang lebih satu hari, baru kemudian setelah lunak kemudian di blender sampai menjadi bubur kertas. Setelah semua menjadi bubur, proses selanjutnya adalah di cetak dengan menggunakan alat cetak dari kawat kasa yang telah terpasang pada sebuah spanram dengan ukuran kurang lebih 21,5 cm x 33 cm.
Limbah kertas dapat di manfaatkan atau di olah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis. Untuk mengurangi dampak buruk dari limbah kertas, yaitu dengan cara mengolahnya menjadi bahan yang berguna kembali. Dengan mengolah limbah kertas kembali menjadi kertas olahan sama artinya menghemat energi hingga 60% untuk membuat selembar kertas baru.


2.2   Tinjauan Umum Plastik
2.2.1 Plastik
Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Plastic terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan performa atau ekonomi. Plastik dapat dibentuk menjadi film atau fiber sintetik. Nama ini berasal dari fakta bahwa banyak dari mereka "malleable", memiliki properti keplastikan. Plastik didesain dengan variasi yang sangat banyak dalam properti yang dapat menoleransi panas, keras, "reliency" dan lain-lain. Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri. Plastik dapat juga menuju ke setiap barang yang memiliki karakter yang deformasi atau gagal karena shear stress- lihat keplastikan (fisika) dan ductile.
Plastik dapat dikategorisasikan dengan banyak cara tapi paling umum dengan melihat tulang-belakang polimernya (vinyl{chloride}, polyethylene, acrylic, silicone, urethane, dll.). Klasifikasi lainnya juga umum.
Plastik adalah polimer; rantai-panjang atom mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Plastik yang umum terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang belakang. (beberapa minat komersial juga berdasar silikon). Tulang-belakang adalah bagian dari rantai di jalur utama yang menghubungkan unit monomer menjadi kesatuan. Untuk mengeset properti plastik grup molekuler berlainan "bergantung" dari tulang-belakang (biasanya "digantung" sebagai bagian dari monomer sebelum menyambungkan monomer bersama untuk membentuk rantai polimer). Pengesetan ini oleh grup "pendant" telah membuat plastik menjadi bagian tak terpisahkan di kehidupan abad 21 dengan memperbaiki properti dari polimer tersebut.
Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami (seperti: permen karet, "shellac") sampai ke material alami yang dimodifikasi secara kimia (seperti: karet alami, "nitrocellulose") dan akhirnya ke molekul buatan-manusia (seperti: epoxy, polyvinyl chloride, polyethylene).
2.2.2 Limbah Plastik
Limbah plastic adalah barang yang sudah tidak terpakai yang dibuang begitu saja tanpa dimanfaatkan. Limbah plastic juga merupakan sampah anorganik yang tidak mudah busuk sehingga sulit diuraikan (Anonimuse).
Plastik meripakan senyawa rantai polimer yang tidak sehat untuk lingkungan. Secara tidak sadar sampah plastic yang dibuang begitu saja akan menggunang dan menutupi permukaan perairan akan berubah menjadi serpihan-serpihan keil seukuran plankton, kemudian termakan oleh ikan yang secara tidak langsung menjadi santapan manusia (Gaol, 2009).

2.3       Tinjauan Umun tentang Ramah Lingkungan
2.3.1        Kampanye Ramah Lingkungan
Kampanye adalah kegiatan memasyarakatakan, sedangkan istilah ramah lingkungan adalah kegiatan yang tidak merusak lingkungan. Jadi Kampanye Ramah Lingkungan adalah memasyarakatkan kegiatan yang tidak merusak lingkungan. Salah satu contoh kegiatan Ramah Lingkungan adalah dengan menghimbau pada masyarakat untuk menjadi konsumen hijau, tidak membuang sampah sembarangan, menghemat energy, dan lain-lain dalam berbagai media.
Media yang digunakan dalam program ini adalah melalui kemasan pembungkus deterjen yang berbahan baku plastic yang diganti dengan kertas olahan limbah kertas. Yang pada kemasannya dicantumkan berbagai jargon ataupun ajakkan Ramah Lingkungan.



DAFTAR PUSTAKA


Anonimusa. Kertas. http://id.wikipedia.org/wiki/Kertas. (Diakses pada Rabu, 9 Februari 2011)
Anonimusb. Akrilamida. http://id.wikipedia.org/wiki/Akrilamida. (Diakses pada Rabu,  9 Februari 2011)
Anonimusc, 2010. Limbah Jadi.   
Uang.http://bisnislimbahkertas.blogspot.com/2010/10/limbah-jadi-uang.html. (Diakses pada Rabu,  9 Februari 2011
Anonimusd, 2008. Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan Lingkungan. http://dinkesbonebolango.org/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=259. (Diakses pada Rabu,  9 Februari 2011
Anonimuse. Pengelolaan sampah.
http://www.esp.or.id/handwashing/media/sampah.pdf. (Diakses pada Rabu,  9 Februari 2011
Gaol, Jonson Lumban, 2009. Limbah Plastik Mengancam Masa Depan. http://mukhtar-api.blogspot.com/2009/06/limbah-plastik-mengancam-masa-depan.html. (Diakses pada Rabu,  9 Februari 2011
Mushashi, 2008. Bahaya Sampah Plastik bagi Lingkungan dan Kesehatan. http://clubbing.kapanlagi.com/showthread.php?t=17579. (Diakses pada Rabu,  9 Februari 2011
Sumarni, Murti, dan Soeprihanto, John, 2003. PENGANTAR BISNIS (Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan). Liberty : Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar